Ruben Amorim: Setahun Membangun Harapan Baru di Manchester United
Ruben Amorim memulai era baru di Manchester United dengan antusiasme tinggi. Sir Jim Ratcliffe sebagai pemilik baru bersama CEO Omar Berrada dan direktur teknik Jason Wilcox memulai langkah segar dengan optimisme penuh. Seperti kebanyakan pemilik klub, Ratcliffe melihat perekrutan pelatih anyar sebagai kesempatan untuk menandai era kepemimpinannya setelah bertahun-tahun masa stagnasi di bawah keluarga Glazer.
Pelatih muda asal Portugal ini datang membawa energi segar, kecerdasan taktik, dan pendekatan emosional yang modern. Tak heran ia sempat diminati Tottenham dan Liverpool sebelum akhirnya bergabung dengan United setahun lalu. Namun tak semua pihak percaya pada euforia itu. Beberapa pengamat di Portugal menilai keberhasilan Sporting di bawah Amorim juga disebabkan oleh menurunnya performa Benfica dan Porto.
Dari Keterpurukan ke Tanda-Tanda Harapan
Setahun berselang masa-masa awal yang penuh keyakinan itu berubah menjadi periode penuh ujian. Rentetan kekalahan dan performa tidak konsisten sempat membuat para petinggi United terlihat muram di tribun Old Trafford. Namun tiga kemenangan beruntun terakhir termasuk kemenangan bersejarah di Anfield markas Liverpool untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade menghidupkan kembali keyakinan bahwa Amorim adalah pilihan tepat.
Pihak klub tetap berpegang pada visi jangka panjang. “Kami tidak boleh bereaksi berlebihan setiap kali kalah dan tidak bisa berpesta setiap kali menang,” ujar seorang sumber internal. United percaya bahwa membangun kembali tim sebesar ini membutuhkan waktu dan stabilitas bukan siklus pecat dan mulai lagi seperti yang terjadi dalam sepuluh tahun terakhir.
Ratcliffe sendiri membandingkan perjalanan Amorim dengan tahun-tahun awal Mikel Arteta di Arsenal dan berjanji memberinya waktu hingga tiga tahun untuk membangun fondasi kokoh di Old Trafford. Kemenangan di Anfield dianggap sebagai momen penting mirip dengan kemenangan ikonik Mark Robins pada 1990 yang menyelamatkan karier Sir Alex Ferguson.
Dinamika Internal dan Tantangan Filosofi
Meskipun Berrada dan Wilcox menjadi pendukung utama Amorim hubungan internal di tingkat direksi tidak selalu berjalan mulus. Saat Amorim datang Dan Ashworth masih menjabat sebagai direktur olahraga. Ia meninggalkan klub tak lama kemudian meski pihak United menegaskan kepergiannya tidak ada kaitan langsung dengan perekrutan Amorim.
Ratcliffe mulai meragukan Ashworth ketika daftar calon pengganti Erik ten Hag yang diajukan terlalu aman dengan nama seperti Eddie Howe Graham Potter dan Thomas Frank. Ratcliffe ingin sesuatu yang lebih berani dan progresif. Ketika Amorim menjadi pilihan utama Brailsford serta Wilcox mendukung penuh keputusan itu.
Namun beberapa direktur olahraga lawan menilai sistem 3-4-3 milik Amorim terlalu kaku. “Masalahnya beberapa pelatih terlalu yakin bahwa sistem mereka adalah kunci kesuksesan,” ujar salah satu sumber Premier League. “Padahal fleksibilitas jauh lebih penting di level tertinggi.”
Menatap Tahun Kedua dengan Keyakinan Baru
Pihak klub menolak anggapan bahwa Amorim tidak fleksibel secara taktik. Mereka menilai formasi 3-4-3 versinya memiliki banyak variasi terbukti dalam kemenangan taktis melawan Liverpool. Pertanyaannya kini apakah kemenangan itu menjadi titik balik yang sesungguhnya?
Ruben Amorim masih berdiri di tengah perjalanan panjang. Setahun di Manchester United telah mengajarkannya arti tekanan ekspektasi dan pentingnya kesabaran dalam membangun kembali kejayaan. Dan mungkin jika arah yang ditempuh benar tahun depan publik akan menulis kisah yang lebih manis tentang pelatih muda asal Portugal itu.
