Football Live Scores, Football News, Prediction
News Icon News

Evangelos Marinakis Disidangkan Bersama 142 Suporter Terkait Kasus Kekerasan dalam Olahraga di Yunani



by Jaka Ardiansyah
06.11.2025 12:58

Proses persidangan terhadap Ketua Olympiakos, Evangelos Marinakis, resmi dimulai di Yunani pada Rabu. Kasus ini menjadi salah satu perkara terbesar terkait kekerasan dalam dunia olahraga yang kini menjadi sorotan serius pemerintah.

Marinakis, yang juga pemilik Nottingham Forest dan merupakan pengusaha terkemuka di sektor pelayaran serta media, duduk sebagai terdakwa bersama 142 suporter lainnya.

Para terdakwa dituduh membentuk organisasi kriminal dan terlibat dalam aksi peledakan yang mengancam nyawa dalam berbagai event olahraga. Semua pihak yang terlibat telah membantah tuduhan tersebut.

Marinakis dan empat anggota dewan Olympiakos dituding memberi dukungan terhadap kelompok tersebut pada periode 2019–2024, termasuk memicu kekerasan melalui pernyataan publik. Pihak pembela menilai tuduhan ini bersifat politis dan tidak memiliki dasar kuat.

Marinakis tidak hadir dalam persidangan yang digelar di kompleks pengadilan berkeamanan tinggi Korydallos di Athena, dan diwakili oleh kuasa hukumnya. Beberapa terdakwa yang masih ditahan hadir dengan pengawalan ketat oleh polisi bertopeng.

Lebih dari 210 saksi dijadwalkan memberikan kesaksian. Proses persidangan diperkirakan berlangsung lebih dari satu tahun.

Kekerasan dalam olahraga telah menjadi masalah besar di Yunani dalam beberapa tahun terakhir. Suporter garis keras dari berbagai klub kerap terlibat bentrok dengan kepolisian maupun rival — bahkan dalam olahraga yang dianggap berisiko rendah.

Badan sepak bola Eropa, UEFA, turut memberikan perhatian khusus terhadap meningkatnya tindakan hooliganism di Yunani.

Kasus ini mencuat setelah insiden pada tahun 2023, ketika seorang petugas polisi anti huru-hara, George Lyngeridis (31), meninggal setelah terkena flare saat kerusuhan di luar pertandingan bola voli putri antara Olympiakos dan Panathinaikos.

Penyelidikan mengungkap bahwa sekelompok suporter memindahkan tas berisi flare dan bahan peledak rakitan dari stadion sepak bola ke arena bola voli sebelum pertandingan tersebut berlangsung.

Kematian Lyngeridis menjadi yang ketiga dalam rentang 2022–2023 yang berkaitan dengan kekerasan suporter, memicu desakan untuk tindakan tegas terhadap kelompok kriminal yang bersembunyi di balik identitas pendukung klub.